Si Comel dari Sulbar (Mamuju)
>> Friday, August 15, 2008
30 Juli— Dia bernama Marwayanti, lebih akrab disapa Marwa. Dia adalah utusan dari KAMMDA Sulbar, tepatnya dari Komsat Mamuju. Marwa dan Hidayani, temannya berangkat bersama ke jakarta, untuk mengikuti Sarasehan.
Pertemuan itu terjadi ketika saya datang ke KAMMJA. Kedatangan saya memang untuk mendampingi akhwat daerah yang transit di KAMMJA, sehari sebelumnya. Pertama bertemu Marwa, saya berpikir dia orang yang jutek dan sombong. Namun, semua itu hilang ketika saya mendengarnya bicara. Dengan suaranya yang keras dan frekuensinya yang tak berhenti-berhenti, Marwa mampu menyedot perhatian semua yang ada di KAMMJA.
Seketika itu juga saya merasa akrab dengannya. Marwa dengan segudang ceritanya, seakan tak mau berhenti berbicara. Meskipun demikian, kami merasa senang mendengarnya. Aksennya terdengar khas dan lucu.
Ternyata hal itu bukan saya saja yang merasakan, forum Sarasehan pun merasakan hal yang sama. Di setiap moment, Marwa mampu menyedot perhatian semua orang yang hadir. Pembawaannya yang supel membuat orang tak keberatan berada di sampingnya. Ya, walaupun harus tahan mendengarkannya bicara ngalor-ngidul, ndak karuan (kata orang Jawa).
Hal ini sangat kontras dengan teman sedaerahnya, Hidayani, yang pendiam. Bicara seperlunya saja. Orang Malaysia bilang, “Tak banyak cakap.“
Syndrome Marwa pun tak berarti usai ketika kegiatan Sarasehan selesai. Marwa dan Hidayani memang transit di KAMMJA sebelum kembali ke Sulbar. Walaupun mereka juga menyempatkan diri melihat-lihat kota Bogor, bersama utusan KAMMDA Bandung.
Saya jadi teringat peristiwa malam itu, ketika akh Shod datang ke KAMMJA, untuk mengantarkan jaket pesanan Anis (Sultra). Saat itu Marwa merajuk minta dibelikan juga. Tentu saja hal itu tidak mungkin, mengingat tokonya sudah tutup. Apalagi mereka harus meninggalkan KAMMJA ba’da Shubuh. Marwa tetap merajuk kepada akh Shod. Sampai-sampai kami bingung apa yang harus dilakukan. Akhirnya saya meminta akh Shod untuk segera meninggalkan KAMMJA.
Butuh waktu yang tidak sebentar untuk membuat Marwa melupakan tentang jaket. Dan saat itu, dia pun larut menemani saya burning data. Atau sibuk mem-bluetooth lagu nasyid dari Hp saya. Hingga dia pun terlelap.
Ke-comel-annya baru benar-benar hilang, ketika dia sudah berada di atas kapal. Namun, kenangannya kan tetap terukir dalam hati.
***
Bogor, 09 Agustus 2008
Nb: Untuk Marwa, jangan lupakan Afi ya J
0 comments:
Post a Comment
Silakan masukkan komentar Anda. Jangan melakukan spam, gunakan bahasa yang sopan. Admin akan memeriksa komentar yang masuk. Terima kasih. :-)