Jamu pun Menjadi Korban
>> Friday, July 25, 2008
29 Juni— Suatu siang, sambil menikmati es the dingin, saya menonton acara di salah satu stasiun televisi. Acara tersebut memang senantiasa menghasirkan investigasi tentang suatu hal. Kali ini, stasiun itu mengupas berita tentang pemalsuan jamu. Awalnya, saya tidak terlalu tertarik. Namun pada akhirnya, saya mengikuti hingga akhir.
Tentu kata jamu tidak asing lagi di telinga kita. Bahkan mungkin kita termasuk peminat sekaligus penikmatnya. Jamu yang kita kenal dengan bahan alami (rempah-rempah Pertiwi), kini menjadi sesuatu yang perlu diwaspadai. Para plagiator sudah merambah ke ‘warisan leluhur’ ini. Jamu pun tidak lagi menyehatkan, justru membahayakan. Ya, kini jamu banyak dicampur dengan bahan kimia atau bahan-bahan berbahaya lainnya. Memang dampaknya tidak bisa langsung dirasakan. Namun cepat atau lambat, dampaknya mulai menggerogoti tubuh kita.
Pada acara itu juga ditampilkan kesaksian seorang wanita yang meminum jamu pelangsing secara kontinu. Kini, tubuhnya bengkak-bengkak. Begitu pula dengan wajahnya. Selain itu juga ada seorang wanita yang akhirnya lumpuh, karena mengkonsumsi jamu tertentu.
Fakta pemalsuan jamu, bukan berarti tidak ada jamu asli yang menyehatkan. Di antara jamu palsu, masih banyak jamu asli berkhasiat. Ketua Persatuan Penjual Jamu Nasional mengatakan, jamu palsu biasanya berciri:
Merk jamu, baru dan sangat menarik perhatian.
Khasiatnya langsung terasa (dalam waktu singkat).
Setelah minum, merasakan sakit di anggota tubuh.
Saya jadi teringat perkataan pembawa acara tersebut, “Bangsa Indonesia.. bangsa macam apa! Jamu warisan leluhur saja dipalsukan!”
Perkataannya ada benarnya dan perlu kita renungkan bersama. Sehingga kita dapat meminimalisasinya atau paling tidak bukan penikmat jamu palsu.
Bogor, 13 Juli 2008
0 comments:
Post a Comment
Silakan masukkan komentar Anda. Jangan melakukan spam, gunakan bahasa yang sopan. Admin akan memeriksa komentar yang masuk. Terima kasih. :-)