Kereta… Oh Kereta
>> Monday, April 6, 2009
Sudah lama saya tidak menulis tentang curhat. Kali ini saya akan menulis tentang perjalanan saya ke Yogyakarta, dua bulan lalu.
Siapa sih yang tak kenal kereta? Semua orang pasti mengetahuinya. Walaupun belum tentu pernah menaikinya, minimal pernah melihatnya. Ya, kereta adalah sebuah alat transportasi yang memiliki jalur sendiri (rel). Terdiri dari beberapa kotak persegi (gerbong), lengkap dengan satu kepalanya. Seorang masinis siap duduk di depan kemudi untuk mengoperasikannya.
Bagi sebagian orang, tentu kereta bukanlah hal yang asing. Kereta menjadi salah satu alternatif transportasi untuk jarak dekat sampai jauh. Mulai dari kereta Jabodetabek sampai antarpropinsi. Namun tidak demikian bagi saya. Kereta yang saya naiki bisa dihitung dengan jari. Sampai usia sekarang ini, baru lima kali saya naik kereta.
Pertama, ketika pulang utk berlibur ke kampong halaman, Kota Gresik. Tepatnya Sedayu. Walaupun saya naik kereta kelas menengah ke atas, tetap saja tidak membuat saya nyaman. Sudah dapat dipastikan saya tidak bias tidur. Hingga akhirnya kelelahan sendiri. Biasanya menjelang pagi atau tiba di Kota tujuan.
Kedua, ketika awal kuliah. Saya dan teman-teman seangkatan memutuskan utk refreshing ke Kebun Raya Bogor. Walaupun rumah saya di Cileungsi, saya harus tetap ke Jakarta utk berangkat bersama-sama. Kami berangkat dari Stasiun Cawang. Kami naik kereta ekonomi. Itu merupakan pengalaman pertama saya. Berdiri dan berdesak-desakkan di atas kereta. Setiap berhenti di stasiun, saya pasti bertanya kepada teman, “Berapa stasiun lagi?” Ya, sepanjang perjalanan, memang itulah yang saya tanyakan. Hingga kami sampai di tujuan. Demikian juga ketika pulang.
Ketiga, rute kali ini terbilang cukup dekat. Dari Stasiun Pasar Minggu ke Statiun Mangga Besar. Saat itu saya diajak oleh seorang teman utk menemaninya ke Mangga Dua. Ternyata dia mengajak saya naik kereta. Awalnya saya sudah bilang dan meminta opsi utk naik transportasi darat. Namun dia tidak bersedia. Alhasil, pengalaman naik kereta pun bertambah. Beruntung karena kondisinya tidak terlalu padat. Selain itu juga karena saya berhasil membujuknya utk naik transportasi darat, ketika pulang.
Keempat, pengalaman kali ini masih hangat dalam ingatan. Kejadiannya belum ada satu bulan. Ya, sepulang Mukernas kemarin. Saya dan teman-teman akhwat naik kereta. Kami memilih kereta bisnis dengan tujuan Yogya-Jakarta. Selepas Dzuhur, kami berngkat ke Prambanan utk refreshing. Kira-kira sampai pukul 15:30. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Malioboro, kira-kira sampai pukul 16:30. Sepulang dari Malioboro kami pun langsung menuju Stasiun Tugu, karena kereta yang kami naiki akan berangkat pukul 18:30-an.
Tak berapa lama setelah kami duduk di dalam kereta, kereta pun beranjak pergi meningglkan stasiun. Itu artinya saya juga perlahan tapi pasti meninggalkan Kota Yogya. Entah kapan kembali lagi.
Saya duduk dengan seorang teman. Awalnya kami menghadap ke kepala kereta. Namun di tengah perjalanan, kursi kami ubah menghadap ekor. Agar orang yang tidak mendpatkan kursi, bisa memanfaatkan kolong untuk beristiraha
Lagi-lagi aku menyaksikan pemandangan yang tak biasa. Suasana di atas kereta yang cukup ramai. Terlebih jika sedang transit di stasiun-stasiun berikutnya. Sudah dapat dipastikan tambah ramai. Sama seperti kereta-kereta sebelumnya, kali ini pun saya tak dapat tidur. Walaupun malam kian larut. Nyenyaknya teman-temanku beristirahat, tak lantas menghipnotisku untuk tertidur juga. Praktis kereta kelima pun tidak mampu membuatku nyaman.
Kelima, Perjalanan saya mengantarkan teman ke Bandara. Kami harus ke Gambir dulu, karena tidak memungkinkan lagi kalau harus naik Damri. Hal ini mengharuskan saya utk naik kereta dari Stasiun Depok menuju gambir. Sama seperti kereta kedua, kali ini pun saya naik kereta Ekonomi. Alhamdulillah... kereta siang itu tidak terlalu padat. Walaupun berdiri, saya masih merasa nyaman. Di tengah perjalanan, ada seorang laki-laki yang memberikan tempat duduknya. Alhasil, saya duduk selama perjalanan.
Begitulah kisah saya dengan kereta. Entah berapa kereta lagi yang akan mewarnai hidup saya. :D
11 comments:
Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh...
SubhanAllaah mba... beberapakali naik kreta udah bisa dtulis d blog ^_^
Kalo nita PP berkali2 tp blm da satu tulisanpun yg tertuang d blog :D :">
Siiph Mba Keep Hamasah
Allaah Yubarik fiik
assalamualikum...
wow....asyik juga tuh..walau bikin bete..tapi ngak kapok juga to....boleh ngusul ngak..?biar nyaman pandangan asyik...bli kereta aja kali mba ..hihihihihi....tapi di kairo asyikk...pengalaman pertama kairo alexandria..seru banget ..pengen nyoba nga...?
assalamualaikum wrwb, uda lama janji mau ksh komen di sini, akhirnya kesampaian juga,,, :D
meskipun saya belum pernah naik kereta tp sueer deh besok pasti naik entah kapan?
maksudnya naik kereta jawa(alias keranda mayit) :)
Utk Cinta Bunda: :-) Jazakillah Ukhti. Duh... jadi malu. :-D
Utk Anonim: Waalaikumsalam. Jazakallah. Cairo Alexandria, wah mau banget. Hmm... kira2 kapan ya bisa ke sana.... (Sambil mikir).
Utk Syarif: Waalaikumsalam. Jazakallah. Kalau 'Kereta Jawa' semua manusia pasti akan menaikinya, Pak. :-D
Assalamu'alaikum...
Saya sih naik kereta udah lupa brp kali :D pokoknya minimal setahun 4 kali (PP Bdg-Sby). Jadi kalo dari tahun 2001 berarti brp kali tuh... hehe, belum yg perjalanan ke jogja, jkt, blitar, dsb. Terkadang kalo denger suara kereta lewat di pintu perlintasan kereta, biasanya kebayang suasana kampung halaman yg damai dan tenang (halah).
Tetap semangat :D...
hmm...kalau ana, seumur2 baru sekali naik kereta. itupun gara2 di paksa panitia DM 2 Malang. Karena tempatnya DMnya di luar kota. biyuh..kayak pindang. naik KA ekonomi, segala macam bau ada, segala bentuk manusia tersedia. kapok deh..
kalau masukan untuk tulisannya..kayaknya perlu dikasih riakan2 gelombang deh..biar gak mengalun dengan tenang kayak gitu. hehehe..but..bagaimanapun juga..menulis saja sudah sebuah prestasi kok.
salam
Ana naik kereta api terjauh ke Jakarta, waktu datang ke Bogor. Banyak kesan; salah satunya kehabisan tempat duduk (maklum kelas ekonomi) sehingga harus berdiri sampe 4 jam-an.
Assalamu'alaikun Warahmatullahi Wabarakatuh.
Mbaa........akhirnya bisa kash comment juga.... :p
emmm, mba ksini ja tar bisa tambah pengalaman tuch naek kreta....cz Ade kan sering bolak balik naek kreta..mugkin kalo kretanya bisa ngomong...bakal ngomonng bosen di naikin Ade terus.:))
kalo mba kesini, tar pengalaman naek kretanya ga nisa di hitung pake jari lagi.....
pesan Ade, jangan kapok ya.naek kreta.enak ko..Merakyat.hehe^_^
assalamualaikum.
alhamdulillah akhirnya mampir juga
subhanallah ya kreatif banget nulis pengalaman naik kretanya.
ana sdh hampir 5 tahun pulang-pergi kampung halaman ke kampus diujung timur jatim ga pernah ane tulis dlm buku.he..he..
smoga kita bisa ambil ibro dstiap pengalaman hidup.
Assalamualaikum wrwb....
wah klw saya lebih menyedihkan niiih..udah setua ini blom pernah naik kereta api..hiks...hiks....nasib ya nasib
ya gimana mau naik kereta wong ga pernah kemana2,kasihan ya aku ini
Assalam...wah jadi pengen merasakan sendiri naek kereta,...karena sekalipun belum pernah nieh...maklum di jangankan di Riau di sumatera aja gak ada kereta...eh ada kok, tapi kereta pengankut batu bara...hehe
Post a Comment
Silakan masukkan komentar Anda. Jangan melakukan spam, gunakan bahasa yang sopan. Admin akan memeriksa komentar yang masuk. Terima kasih. :-)