Warga Waswas soal Abon dan Dendeng Babi
>> Thursday, April 30, 2009
Antara - Selasa, April 21 2009
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga DKI Jakarta mengaku masih merasa was-was terkait dengan dugaan beredarnya abon dan dendeng babi namun dibungkus dengan kemasan produk olahan daging sapi di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Saya was-was juga soalnya hampir mirip antara daging sapi dan babi," kata warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Saiful Khoiri (29), Senin.
Untuk itu, ia berharap agar pemerintah atau pihak lainnya memberikan penjelasan yang mudah dimengerti, agar warga dapat paham sepenuhnya, mana abon dan dendeng yang benar-benar daging sapi dan mana yang bukan.
Senada dengan Saiful, warga Kapuk, Jakarta Barat, Yani (33) mengatakan, dirinya kini merasa perlu mewaspadai abon dan dendeng sapi yang akan dibelinya.
Yani tidak menginginkan ada satu pun anggota keluarganya yang sampai memakan daging yang termasuk kategori haram bagi penganut agama Islam tersebut.
Sementara itu, seorang warga Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Evi (37), mengemukakan, agar bisa merasa yakin tidak membeli daging abon dan dendeng yang mengandung babi, ia biasanya membeli yang hasil produk pabrik dan dari penjual yang ia percayai.
"Kalau saya percaya sama penjualnya, maka saya juga merasa aman dengan apa yang saya beli," kata ibu dua anak itu.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan lima merek produk abon/dendeng babi yang dijual dengan label produk olahan daging sapi, ketika BPOM melakukan sampling dan pengujian terhadap 15 produk dendeng dan 20 produk abon serta.
Menurut Kepala BPOM Husniah Rubiana Thamrin Akib di Jakarta, Kamis (16/4), lima produk yang terbukti mengandung DNA babi itu meliputi Dendeng/Abon Sapi Gurih Cap Kepala Sapi (250 gram), Abon/Dendeng Sapi Asli Cap A.C.C. dan Abon & Dendeng Sapi Cap LIMAS (100 gram) produksi Langgeng, Salatiga.
Selain itu, juga ada merek Dendeng Sapi Istimewa Beef Jerky `Lezaaat` (100 gram) produksi MDC Food Surabaya dab Dendeng Daging Sapi Istimewa No.1 Cap 999 (250 gram) produksi S.Hendropurnomo, Malang.
"Produk dengan merek `Lezaaat` bahkan mencantumkan label halal pada kemasannya," kata Husniah, serta menambahkan tindakan itu mencederai hak konsumen untuk mendapatkan informasi yang benar tentang produk makanan.
Sumber: Antara
1 comments:
Makin susah saja mendapatkan makanan yang benar-benar halal.
Post a Comment
Silakan masukkan komentar Anda. Jangan melakukan spam, gunakan bahasa yang sopan. Admin akan memeriksa komentar yang masuk. Terima kasih. :-)