'Air Selokan'
>> Saturday, December 14, 2013
Oleh : Sapardi Djoko Damono
“Air yang di selokan itu mengalir dari rumah sakit,” katamu pada
suatu hari minggu pagi. Waktu itu kau berjalanjalan bersama istrimu yang
sedang mengandung
– ia hampir muntah karena bau sengit itu.
Dulu di selokan itu mengalir pula air yang digunakan untuk
memandikanmu waktu kau lahir: campur darah dan amis baunya. Kabarnya tadi sore
mereka sibuk memandikan mayat di kamar mati.
Senja ini ketika dua orang anak sedang berak di tepi selokan
itu, salah seorang tiba-tiba berdiri dan menuding sesuatu:
“Hore, ada nyawa lagi terapung-apung di air itu — alangkah
indahnya!”
Tapi kau tak mungkin lagi menyaksikan yang berkilau-kilauan
hanyut di permukaan air yang anyir baunya itu, sayang sekali.
Perahu
Kertas,
Kumpulan
Sajak,
1982.